Senin, 16 Juli 2012

Megengan dan Nyadran

Catatan ini saya ambil dari salah satu web (SIMOP) di kantor saya, dan menurut saya tulisan ini bermanfaat untuk saudara-saudara saya yang belum mengetahui apa itu Megengan dan Nyadran.


"Tidak terasa 6 hari lagi Insya Allah umat Islam seluruh dunia akan melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan. Kembali saya teringat masa kecil kala masih duduk di bangku Sekolah Dasar…. ada tradisi di kampung saya, setiap menjelang puasa... suatu kegiatan keluarga dan para tetangga yaitu saling kirim makanan atau jajan berupa apem,pisang,kue-kue pasar dan saling salaman bermaafan. Dan kemudian esoknya  dilanjutkan dengan bersih-bersih makam keluarga dan kirim doa bagi keluarga yang sudah meninggal. Tak salah bila masa megengan harga pisang dan bunga untuk nyekar dipastikan naik.Setelah bersekolah SMP, saya baru mengerti bahwa tradisi yang ada dikampung saya merupakan tradisi masyarakat Jawa, yang disebut Megengan.

Dari beberapa informasi Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Atau ada mengartikan meng-ageng, yang berarti mengagungkan bulan suci Ramadhan.  Ini sebagai bentuk alarm/peringatan bagi umat Islam bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, bulan dimana umat Islam diwajibkan berpuasa, yaitu menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut. Megengan merupakan ungkapan rasa senang, bahagia menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan cara berbagi rejeki atau makanan dengan para tetangga. Megengan, bentuk penghormatan kepada tamu Allah yaitu Ramadhan.
Sedang ziarah kubur, berupa bersih-bersih kubur, tabur bunga dan kirim doa bagi keluarga yang sudah meninggal dinamakan Nyadran. Tujuan nyadran sendiri adalah kesempatan untuk melakukan refleksi asal-usul kehidupan manusia, untuk apa manusia diciptakan, apa yang telah dilakukan dalam kehidupannya,dan kemana mereka akan kembali.Makna terakhir lebih mengena ketika masyarakat yang melakukan nyadran…… mereka ke kubur keluarga atau leluhur yang telah meninggal.Di makam atau tanah pekuburan diharapkan manusia menyadari bahwa kehidupan didunia itu tidak kekal abadi.Masih ada dunia yang kelak akan ditempuh yaitu dunia akhirat . Dengan begitu manusia menjadi sadar apa mesti dilakukan selama menjalani kehidupan di dunia fana dan menyiapkan bekal untuk menjalani kehidupan kelak setelah dipanggil sang Kholik. Seperti pepatah mengatakan hidup adalah pintu sedang mati adalah lorong…….
Setelah sekian lama merantau dan jauh dari kampung…ternyata tradisi megengan dikampung saya tak seramai dulu, ini disebabkan para orang tua yang memegang tradisi adiluhung  masyarakat Jawa sudah berkurang…..karena mereka sebagian sudah meninggal atau pindah luar kota ikut anaknya. Namun saya masih beruntung setiap tahun pulang kampung menjelang puasa untuk tujuan nyadran, saya masih bisa nyicipi apem buatan orang tua atau kiriman tetangga dan jajanan pasar yang sudah langka atau orang tak lagi banyak menjual…..bagi yang belum tahu apem sebenarnya hampir sama dengan srabi bahannya, cuma beda cara memasaknya…. apem sendiri berasal dari bahasa arab dari kata 'af wan yang berarti maaf memaafkan...dan bentuknya apem bulat mempunyai filosofi angka nol yang berarti diharapkan bersih dalam menyambut bulan Ramadhan. Duh... betapa tingginya filosofi kehidupan orang tua kita dalam memaknai kehidupan dan mengajarkan kepada anak-anaknya...
Rangkaian kegiatan megengan (ziarah kubur, sedekah dan bermaafan) pada dasarnya merupakan inti ajaran agama. Ziarah, mengingatkan bahwa segala perbuatan manusia akan memperoleh balasan setimpal baik maupun buruk. Sedekah, merupakan bentuk tanggungjawab sosial, setidaknya tidak boleh membiarkan tetangga terdekat menderita kelaparan. Sedangkan salaman saling Bermaafan akan menjadi jaminan terciptanya kerukunan umat.
Keselarasan dan keharmonisan kehidupan antar-umat sejak lama telah menjadi visi dan pondasi kehidupan beragama bangsa Indonesia.Di saat kehidupan serba individual dan kapitalis, megengan sebagai tradisi budaya yang memberi jalan terciptanya kembali hubungan asli masyarakat Indonesia yang ramah, gotong royong dan suka berbagi.
Selamat Megengan.....Marhaban Yaa Ramadhan.... "
Mari kita sambut Bulan Suci Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan... :)

1 komentar:

  1. Tp sekarang banyak orang yang salah memaknai arti magengan dan ziarah.. Magengan diartikan sebagai melakukan hal maksiat terakhir sebelum bulan ramadhan. Sedangkan ziarah itu tujuan sebenarnya "mengingat kematian",sekarang sudah tidak murni lagi tujuan itu. mencari keberkahan dll..
    CMIIW

    BalasHapus