Catatan ini saya ambil dari salah satu web (SIMOP) di kantor saya, dan menurut saya tulisan ini bermanfaat untuk saudara-saudara saya yang belum mengetahui apa itu Megengan dan Nyadran.
"Tidak terasa 6 hari lagi Insya Allah umat
Islam seluruh dunia akan melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan. Kembali saya
teringat masa kecil kala masih duduk di bangku Sekolah Dasar…. ada tradisi di
kampung saya, setiap menjelang puasa... suatu kegiatan keluarga dan para
tetangga yaitu saling kirim makanan atau jajan berupa apem,pisang,kue-kue pasar
dan saling salaman bermaafan. Dan kemudian esoknya dilanjutkan dengan
bersih-bersih makam keluarga dan kirim doa bagi keluarga yang sudah meninggal.
Tak salah bila masa megengan harga pisang dan bunga untuk nyekar dipastikan
naik.Setelah bersekolah SMP, saya baru mengerti bahwa tradisi yang ada dikampung
saya merupakan tradisi masyarakat Jawa, yang disebut Megengan.
Dari beberapa
informasi Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut datangnya
bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Atau ada
mengartikan meng-ageng, yang
berarti mengagungkan bulan suci Ramadhan. Ini sebagai bentuk
alarm/peringatan bagi umat Islam bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan
Ramadhan, bulan dimana umat Islam diwajibkan berpuasa, yaitu menahan untuk tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut.
Megengan merupakan ungkapan rasa senang, bahagia menyambut datangnya bulan
Ramadhan dengan cara berbagi rejeki atau makanan dengan para tetangga. Megengan,
bentuk penghormatan kepada tamu Allah yaitu Ramadhan.
Sedang ziarah
kubur, berupa bersih-bersih kubur, tabur bunga dan kirim doa bagi keluarga yang
sudah meninggal dinamakan Nyadran. Tujuan nyadran sendiri
adalah kesempatan untuk melakukan refleksi asal-usul
kehidupan manusia, untuk apa manusia diciptakan, apa yang telah dilakukan dalam
kehidupannya,dan kemana mereka akan kembali.Makna terakhir lebih mengena
ketika masyarakat yang melakukan nyadran…… mereka ke kubur keluarga atau leluhur
yang telah meninggal.Di makam atau tanah pekuburan diharapkan manusia menyadari bahwa
kehidupan didunia itu tidak kekal abadi.Masih ada
dunia yang kelak akan ditempuh yaitu dunia akhirat . Dengan begitu manusia
menjadi sadar apa mesti dilakukan selama menjalani
kehidupan di dunia fana dan menyiapkan bekal untuk menjalani kehidupan kelak
setelah dipanggil sang Kholik. Seperti
pepatah mengatakan hidup adalah pintu sedang mati adalah lorong…….
Setelah sekian
lama merantau dan jauh dari kampung…ternyata tradisi megengan dikampung saya tak
seramai dulu, ini disebabkan para orang tua yang memegang tradisi adiluhung masyarakat Jawa sudah berkurang…..karena
mereka sebagian sudah meninggal atau pindah luar kota ikut anaknya. Namun saya
masih beruntung setiap tahun pulang kampung menjelang puasa untuk tujuan
nyadran, saya masih bisa nyicipi apem buatan orang tua atau kiriman tetangga dan
jajanan pasar yang sudah langka atau orang tak lagi banyak menjual…..bagi yang
belum tahu apem sebenarnya hampir sama dengan srabi bahannya, cuma beda cara
memasaknya…. apem sendiri berasal dari bahasa arab dari kata 'af wan
yang berarti maaf memaafkan...dan bentuknya apem bulat mempunyai filosofi angka
nol yang berarti diharapkan bersih dalam menyambut bulan Ramadhan.
Duh... betapa tingginya filosofi kehidupan orang tua kita dalam memaknai
kehidupan dan mengajarkan kepada anak-anaknya...
Rangkaian kegiatan megengan (ziarah kubur, sedekah dan bermaafan) pada dasarnya
merupakan inti ajaran agama. Ziarah, mengingatkan bahwa segala
perbuatan manusia akan memperoleh balasan setimpal baik maupun buruk.
Sedekah, merupakan bentuk tanggungjawab sosial, setidaknya
tidak boleh membiarkan tetangga terdekat menderita kelaparan. Sedangkan salaman
saling Bermaafan akan menjadi jaminan terciptanya kerukunan
umat.
Keselarasan dan keharmonisan kehidupan antar-umat sejak lama telah
menjadi visi dan pondasi kehidupan beragama bangsa Indonesia.Di saat kehidupan
serba individual dan kapitalis, megengan sebagai tradisi budaya yang memberi
jalan terciptanya kembali hubungan asli masyarakat Indonesia yang ramah, gotong
royong dan suka berbagi.
Selamat
Megengan.....Marhaban Yaa
Ramadhan.... "
Mari kita sambut Bulan Suci Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan... :)
Tp sekarang banyak orang yang salah memaknai arti magengan dan ziarah.. Magengan diartikan sebagai melakukan hal maksiat terakhir sebelum bulan ramadhan. Sedangkan ziarah itu tujuan sebenarnya "mengingat kematian",sekarang sudah tidak murni lagi tujuan itu. mencari keberkahan dll..
BalasHapusCMIIW